Rabu, 19 Oktober 2011

Materi Inisiasi I

INISIASI TUTORIAL ONLINE

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
MKDK4002



Materi Inisiasi I

Saudara Mahasiswa, selamat berjumpa dan selamat mengikuti tutorial online (tuton) matakuliah Perkembangan Peserta Didik/MKDK4002 pada semester ini. Saudara akan mengikuti tuton ini selama delapan kali pertemuan, dan pada pertemuan ke 3, ke 5, ke 7 akan diberikan tugas tutorial berupa tes yang akan memberi kontribusi terhadap nilai akhir matakuliah. Matakuliah ini merupakan Implikasi Karakteristik Peserta Didik terhadap Penyelenggaraan Pendidikan yang berbobot 2 SKS. Penyajian tuton ini lebih bersifat pengayaan untuk memperdalam dan memperjelas Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta Didik yang terdiri dari 6 modul.
  Setelah mempelajari materi inisiasi ini Anda diharapkan mampu menjelaskan Konsep Dasar Tugas-tugas perkembangan dan Tahapan-tahapan dalam Perkembangan Manusia. Oleh karena itu materi inisiasi 1 ini berupa kajian tentang Konsep dasar tugas-tugas perkembangan dan Tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia. Anda diharapkan dapat berperan aktif dalam tuton ini, sehingga terjadi interaksi antara mahasiswa dengan tutor tuton. Dipersilahkan Anda menyimak materi inisiasi 1 tuton ini dengan seksama. Selamat Bergabung.

Konsep Dasar Tugas-tugas Perkembangan
Manusia dalam menjalani serangkaian proses kehidupannya mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan yang erat kaitannya dengan peningkatan kuantitas pada fisik manusia terjadi sejak masa konsepsi dan berhenti setelah mencapai maturasi (kematangan) yang terjadi pada masa remaja atau masa dewasa awal seperti dinyatakan oleh Tanner (Bee, 1984 : 91) “the final part of the pattern is the leveling of at the beginning of adulthood, wick remarks the end of growth as we usually thing of it.” Hal ini berbeda dengan perkembangan yang berjalan terus menerus hingga akhir hayat manusia sebagaimana dikemukakan Thornburg (1984 : 16) yang menyatakan bahwa “perkembangan berlangsung secara terus menerus di sepanjang hidup seseorang, mulai dari masa konsepsi sampai berakhirnya kehidupan orang itu.”
Walaupun dalam proses pertumbuhan dan perkembangan selalu ditandai dengan adanya perubahan, tidak semua perubahan yang terjadi dapat diartikan sebagai perkembangan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Candida Peterson (1996 : 20) yang menyatakan “Some permanent changes over the life span are better descried as ageing than as growth.” Lebih lanjut Peterson juga menyatakan bahwa perubahan yang dapat dikategorikan sebagai perkembangan harus memenuhi 4 kriteria yaitu
Permanent     :    perubahan yang terjadi bersifat permanent, bukan perubahan perubahan temporer atau yang disebabkan oleh kegiatan incidental.
Qualitative     :     perubahan yang terjadi menunjukkan perubahan total dari seseorang, tidak hanya bersifat peningkatan kemampuan yang sudah dimiliki sebelumnya
Progressive     :     perubahan yang terjadi merupakan perwujudan aktualisasi seseorang. Perubahan ini terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri dengan berbagai situasi/perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Universal    :     perubahan yang terjadi bersifat umum dan dialami oleh individu­individu yang lain pada tahapan usia yang hampir sama.

“Proses perkembangan yang berlangsung sepanjang hayat manusia pada hakekatnya adalah perubahan menuju ke kedewasaan. Pencapaian tujuan perkembangan, yaitu kedewasaan, tidaklah sekaligus, tetapi setahap demi setahap sesuai dengan masa-masa perkembangan yang sedang dijalani oleh individu yang bersangkutan hendaklah mencapai tujuan perkembangan yang sesuai dengan masa perkembangannya itu. Seluruh tujuan perkembangan, dari masa awal sampai masa lanjut adalah berkesinambungan. Pencapaian tujuan perkembangan pada masa yang terdahulu menjadi dasar bagi pencapaian tujuan perkembangan pada masa berikutnya. Atau dengan kata lain, apabila tujuan perkembangan pada masa terdahulu tidak tercapai dengan baik, dikhawatirkan pencapaian tujuan perkembangan masa berikutnya terganggu (Tn. 1983 :14)”.
Tugas perkembangan yang harus dijalani oleh setiap individu sesuai dengan masa perkembangan yang sedang ditempuhnya disebut sebagai tugas perkembangan/developmental task. Peterson (1996 : 35) dalam hal ini mendefinisikan tugas perkembangan sebagai “age norm” wick describes an average age or norm for when particular behaviours relikely to emerge or stabilize or decline.” Robert J. Havigurst (Hurlock, 1980 : 9) menyatakan bahwa “tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi, kalau gagal, menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas tugas berikutnya.”
Perkembangan manusia yang terjadi secara bertahap sesuai dengan masa perkembangannya, dan adanya implikasi bagi setiap individu untuk melakukan tugas perkembangan sesuai dengan tahapan usianya, membuat setiap individu harus memahami dan berusaha untuk dapat melakukan tugas perkembangan sesuai dengan tahapan usia masing-masing. Tugas perkembangan ini menurut Havigurst sangat erat kaitannya dengan fungsi belajar. Dalam hal ini Havigurst (Sunarto, 2002 : 43). Menyatakan bahwa “tugas perkembangan harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu. Tugas-tugas ini dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakekatnya perkembangan pada kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat agar ia mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik dalam kehidupan nyata.”
Sudah diakui secara umum sebagai suatu fakta, perkembangan seseorang sebagian besar terjadi pada usia di bawah 6 tahun. Pada periode usia ini anak-anak membentuk struktur kognitif dan kepribadian dirinya yang akan menentukan jalan hidup untuk selanjutnya. Berdasar hal tersebut maka proses menumbuhkembangkan kreativitas perlu dilakukan sejak usia dini, karena pada masa ini proses kreativitas sedang mengalami puncak perkembangannya. Anak-anak pada dasarnya sangat kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, senang akan hal-hal baru, dan sebagainya.

I.     Tugas-tugas Perkembangan
Secara umum Havigurst (Hurlock, 1980: 10) mendeskripsikan Tugas-tugas perkembangan masa bayi dan awal masa kanak-kanak adalah.
belajar memakan makanan padat
belajar berjalan
belajar berbicara
belajar mengendalikan gerakan badan
memperoleh stabilitas fisiolis
belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
mempelajari peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya
mempersiapkan diri untuk membaca
belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani

Tugas-Tugas perkembangan pada akhir masa kanak-kanak dideskripsikan oleh Havigurst (Hurlock, 1980: 10), yaitu.
mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan tertentu
membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh belajar
menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung
mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
mengembangkan hati nurani, moralitas, dan nilai-nilai
mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga sosial
mencapai keberhasilan pribadi

Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja oleh Havigurst (Hurlock, 1980-10) mendeskripsikan tugas-tugas perkembangan remaja sebagai berikut :
mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
mencapai peran sosial pria atau wanita
menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
mempersiapkan karier ekonomi
membangun keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai warga negara yang baik
memupuk dan memperoleh perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial
memperoleh seperangkat nilai dan siytem etika sebagai pedoman berperilaku


II. Tahapan-Tahapan dalam Perkembangan Manusia

Pencapaian tujuan perkembangan yaitu proses menuju kedewasaan tidak berjalan sekaligus, tetapi secara bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan manusia. Pembagian tahapan dalam perkembangan manusia didasari pada kesamaan karakteristik pada setiap tingkatan usia.
Havigurst membagi tahapan perkembangan manusia dalam 6 tahap, yaitu :
Masa bayi dan awal masa kanak-kanak
Akhir masa kanak-kanak
Masa remaja
Awal masa dewasa
Masa usia pertengahan
Masa Tua
Tahap-tahap perkembangan dalam rentang kehidupan manusia dibagi oleh Thornburg dalam 4 tahap yang terdiri dari beberapa periode umur sebagai berikut :
Masa bayi 0 – 2 tahun
Periode dalam kandungan : mulai dari terjadinya konsepsi sampai lahir
Periode baru lahir : lahir sampai umur 4 atau 6 minggu
Periode bayi : umur 4 atau 6 minggu sampai 2 tahun
Masa Kanak-kanak 2 – 11 tahun
Periode kanak-kanak permulaan : umur 2 – 5 tahun
Periode kanak-kanak pertengahan : umur 6 – 8 tahun
Periode kanak-kanak akhir : umur 9 – 11 tahun
Masa Remaja 11 – 19 tahun
Remaja permulaan : umur 11 – 13 tahun
Remaja pertengahan : umur 14 – 16 tahun
Remaja akhir : umur 17 – 19 tahun
Masa Dewasa 20 – 81 tahun
Dewasa permulaan : umur 20 – 29 tahun
Dewasa pertengahan : umur 30 – 49 tahun
Dewasa : umur 50 – 65 tahun
Dewasa akhir : umur 66 – 80 tahun
Tua : umur 81 tahun ke atas
Disamping tahap-tahap perkembangan di atas, Thornburg juga mengemukakan adanya masa pra remaja yaitu bagi mereka yang berumur 9 – 13 tahun, dan masa pemuda yang terjadi pada umur 19 – 22 tahun.

Berdasarkan pada beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas perkembangan tersebut terbagi dalam beberapa tahapan. Tahapan-tahapan ini didasarkan pada kesamaan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan pada masing-masing usia. Tahapan-tahapan perkembangan tersebut adalah masa bayi dan awal masa kanak-kanak, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa awal dan pertengahan, serta masa tua.

III. Implikasi
Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan yang berbeda pada setiap tahapan usia bermanfaat bagi individu. Hurlock (1980 : 9) menyatakan bahwa “tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai 3 macam tujuan yang sangat
berguna. Pertama sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui  apa yang diharapkan masyarakat pada usia-usia tertentu. Kedua, dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka. Dan ketiga, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.” Disamping dapat digunakan sebagai pedoman dan pemberi motivasi bagi individu dalam masyarakat, pemahaman tentang tugas perkembangan juga dapat digunakan oleh para praktisi yang menangani kelompok usia tertentu dalam pekerjaannya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Peterson (1996 : 38)” ....they can give practitioners who work with particular age groups a general idea what to expect. .... Norm also facilitate social planning and environmental design for particular age groups.”

Namun, pemahaman tentang adanya tugas perkembangan yang berbeda pada setiap tahapan usia individu juga dapat disalahartikan. Hal ini diungkapkan oleh Hurlock (1980 : 9) yang menyatakan ada 3 macam bahaya potensial yang umum berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan. Pertama, harapan yang kurang tepat baik individu sendiri maupun lingkungan sosial. Kedua adalah melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat dari kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu. Dan yang ketiga muncul dari tugas itu sendiri. Sekalipun individu berhasil menguasai tugas pada suatu tahap dengan baik, namun keharusan menguasai sekelompok tugas-tugas baru yang tepat untuk tahap berikutnya akan membawa ketegangan dan tekanan kondisi yang dapat mengarah pada suatu krisis.
Bagi pendidik, pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan dapat membantu pendidik untuk memahami anak didiknya dan membantu mereka dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki secara optimal. Dalam hal ini Nana Syaodih (2001 : 18) menyatakan bahwa “Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik. Pertama, membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai sekolah. Pendidikan dapat dimengerti sebagai usaha masyarakat, melalui sekolah, dalam membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua, konsep ini dapat dipergunakan sebagai pedoman waktu untuk melaksanakan usaha-usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang bersangkutan telah tiba.”


IV. Kesimpulan

Perkembangan terjadi sepanjang hayat manusia dan berlangsung secara bertahap sesuai dengan tahapan usia masing-masing individu
Tidak semua perubahan yang terjadi dapat dikategorikan sebagai perkembangan, hanya perubahan yang memenuhi kriteria permanent, kualitatif, progresif dan universal yang dapat disebut sebagai perkembangan
Setiap tahapan perkembangan ditandai dengan adanya kesamaan karakteristik yang kemudian diformulasikan sebagai tugas-tugas perkembangan yang harus dipelajari, dijalani dan dikuasai oleh setiap individu agar individu tersebut mampu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan mengaktualisasikan diri sebagai anggota masyarakat.
Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan membantu individu untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri terhadap tugas perkembangan yang telah dijalaninya, yang sedang dijalaninya dan yang akan dijalaninya.
Pemahaman tentang tugas-tugas perkembangan sangat penting bagi pendidik untuk dapat memahami karakteristik anak didiknya. Pemahaman ini dapat membantu pendidik dalam pelaksanaan KBM dengan menyesuaikan strategi pembelajaran yang tepat bagi masing-masing usia, sebagai pedoman bagi pendidik untuk membantu anak didik meningkatkan kemampuan pada tahap perkembangan berikutnya sehingga anak dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar